HIKMAH SABAR


                                                                                   HIKMAH SABAR
1.Sabar  sebagai Penolong
Kesabaran bisa menjadi penolong yang akan menyelamatkan seseorang dari bahaya, baik bahaya dunia terlebih bahaya akhirat.
Lihatlah, ketika seseorang  dapat berlaku sabar di setiap keadaan apapun baik susah maupun senang, pasti dia akan menemukan ketenangan didalam hidupnya. Seperti apa yang telah di firmankan oleh Allah di dalam Al-Quran yang ber bunyi,  “Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”   (QS  AL-Baqarah [2]:153)

2. Pembawa Keberuntungan
                 Setiap manusia pasti menginginkan keberuntungan. Allah SWT memberikan konsep dan cara-cara memperoleh keberuntungan bagi siapa saja yang beriman kepada Allah SWT, paercaaya kepada Malaikat, kitab-kitab Allah, para Rasul, hari akhir dan takdir Allah, agar merea berssabar dan bertaqwa, supaya dapat meraih keberuntungan. Sebagai tersurat dalam firman Allah SWT berikut,
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetplah bersiap siaga dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”  (QS Ali Imran [3]:200)
                 Tak ada yang perlu diragukan dari janji Allah SWT, karena Allah tak pernah dan tak akan pernah mengingkari janji-Nya. Tak perlu ada yang di bimbangkan dari keberuntungan bagi orang-orang beriman yang bersabar dan bertaqwa, keberuntungan itu pasti datang dan akan diterima baik di dunia maupun di akhirat. Kalau tidak di dunia, pasti di akhirat, asal mereka benar-benar beriman dan bersabar.
3. Mendapat Tempat yang Baik di Akhirat
                   Kesudahan yang baik,  yang di maksud disini adalah kehidupan setelah dunia. Sebab kehidupan  ini secara umum ada dua kelompok kehidupan, yaitu kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
                   Disebut  kelompok dunia sebab di alam dunia orang melewati dua alam, yaitu alam alam rahim dan alam dunia, sedangkan kelompok akhirat, karena disana ada alam kubur, alam mahsyar, alam surge dan neraka.
                   Ibaratkan orang yang melamar jadi pegawai , entah pegawai negeri atau di perusahaan swasta. Kalau ada di antara calon yang  memiliki skill atau kemampuan khusus, laluia dijanjikan oleh sang direktur  untuk posisi tertentu karena kemampuannya tersebut, maka meskipun ia menjalani proses tes bisa jadi tes tersebut hanya sekedar formalitas saja, dan kemungkinan besar ia akan langsung dtanyakan lulus dan langsung diterima sebagai pegawai.
                   Allah berfirman dalam Al-Quran,
“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan tuhannya, menegakkan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-teranganserta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulahyang mendapatkan kesudahan
(yang baiK).’’(QS Ar-ra’d [13];22)

4] MENDATANGKAN KEUNTUNGAN YANG BESAR

                 Orang berdagang,lalu untung,itu biasa.Tapi,kalau pedagang yg beruntung besar, nah ini pantas menjadi berita.

Inilah yang dinyatakan ALLah SWT dalam Al Quar bahwa ke untungan yang besar akan dapat diraih oleh ham ba-hamba-Nya yang sabar. Sabar dalam menjalankan perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah SAW, meskipun keadaannya dalam kesulitan. Tetah kokoh dalam menjauhi semua yang dilarang oleh Allah  dan Rasul-Nya,serta tahan uji terhadap segalah cobaan.
                  Allah SWT berfirman,
“Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak di nugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.”   (QS  Fushshilat [41]:35)

TEORI KI HAJAR DEWANTARA


TEORI KI HAJAR DEWANTARA

A.      Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan Anak Usia Dini
Ki Hajar Dewantara banyak mengkaji pemikiran beberapa tokoh pendidikan anak diantaranya Froebel dan Montessori. Terdapat pokok persamaan pemikiran diantara ketiga tokoh tersebut, yaitu bahwa belajar pada usia dini mengaktifkan fungsi panca indera.
Namun dalam praktik pengajaran, terdapat perbedaan antara metode Froebel, Montessor dan Ki Hajar Dewantara, diuraikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 1.
Perbedaan Metode Pengajaran

Tokoh
Materi Pengajaran
Metode
Montessori
Panca Indera
Latihan
Froebel
Panca Indera, Perasaan
Permainan, nyanyian dan drama
Ki Hajar Dewantara
Panca Indera
Latihan, permainan, nyanyian

Montessori mementingkan pelajaran panca indera dengan mengadakan beberapa alat untuk latihan panca indera, dan semua itu bersifat pelajaran. Dalam praktiknya, Montessori memberikan kebebasan yang luas pada anak, tidak ada paksaan dan menghapuskan cara pemberian ganjaraan atau hukuman. Hal ini bertujuan agar anak jangan sampai dalam melaksanakan kegiatan hanya untuk mendapat hadiah atau takut akan hukuman.
Latihan panca indera dalam sistem sekolah montessori bermaksud untuk mengoptimalkan seluruh fungsi panca indera dan hal tersebut bertujuan untuk membantu perkembangan berpikir, merasa dan melatih keinginan, selain itu juga untuk perkembangan budi pekerti. Untuk latihan panca indera, Montessori mengembangkan berbagai alat-alat permainan yang mudah dimengerti oleh anak-anak, Montessori mengutamakan  ruangan yang fleksibel agar anak dapat berpindah-pindah.

Tabel 2
Strategi Pengajaran Montessori, Froebel dan Ki Hajar Dewantara

Tokoh
Strategi pengajaran
Fungsi guru
Montessori
Individual
Guru sebagai penuntun yang bertugas untuk melihat dan mengamati perilaku anak
Froebel
Klasikal
Pendidik
Ki Hajar Dewantara
Klasikal
Pendidik

Sementara itu, Froebel lebih mengutamakan pengajaran panca indera melalui permainan dan sifatnya anak masih terperintah. Dalam metode Froebel, pelajaran panca indera diwujudkan menjadi barang-barang yang menyenangkan anak.  Froebel lebih memandang anak secara global dan melakukan pendekatan pada anak-anak dengan bekal yang begitu berharga, yaitu penghargaan terhadap kodrat alam, filosofi, keagamaan dan kesenian, sudah sepatutnya anak tidak dijadikan bahan percobaan, sebaliknya orang dewasa harus memiliki anggapan bahwa anak adalah wayang yang dimainkan oleh kekuatan gaib dari Tuhan yang Maha Kuasa.
Ki Hajar Dewantara dengan metode among siswa, menggunakan latihan dan permainan dalam pembelajaran panca indera untuk anak-anak. hal tersebut dikarenakan pelajaran panca indera dan permainan kanak-kanak tidak bisa terpisah. 
Dalam praktiknya, Ki Hajar Dewantara memasukan unsur-unsur kebudayaan dalam permainan anak-anak. Ia percaya bahwa permainan tradisional memiliki manfaat untuk melatih tabiat tertib dan teratur. Selain itu, permainan anak-anak memiliki kedudukan yang sangat penting di negara Indonesia, sebagian besar permainan-permainan anak disertai dengan nyanyian-nyanyian dan hal tersebut membuktikan adanya musikalitas pada anak-anak. oleh karena itu bentuk permainan di Taman Kanak-kanak dapat berupa permainan dengan nyanyian dan atau permainan dengan lagu dan gerak berirama.
Permainan anak-anak selalu mengandung nilai-nilai pendidikan, baik dalam sisi fisik maupun psikologis. Anak-anak berkembang oleh permainan-permainan yang mereka lakukan karena hal tersebut sesuai dengan kodrat anak, sesuai dengan alam sekitar, berkembangan karena spontanitas. Ki Hajar Dewantara juga berpendapat bahwa kesenian untuk anak-anak dapat dilakukan melalui permainan, khususnya latihan kesenian suara, tari dan sandiwara. Dan semuanya itu adalah dasar dari pendidikan budi pekerti, sebagaimana Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa: “Permainan Kanak-Kanak adalah kesenian kanak-kanak yang sungguhpun amat sederhana bentuk dan isinya namun memenuhi syarat-syarat ethis dan aesthetis, dengan semboyan : dari natur ke arah kultur”.
Di sekolah Taman Indria yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara, pendidikan bersemboyankan Tut Wuri Handayani, yakni memberi kebebasan yang luas, selama tidak ada bahaya yang mengancam anak-anak. Hal tersebutlah yang disebut sikap among dalam pola kebangsaan Indonesia. Dalam proses pembelajaran, anak-anak dibiasakan menggambar, menjanji, berbaris, bermain, membuat pekerjaan-pekerjaan tangan secara bebas dan teratur. Selain itu ada pelajaran tang menggabungkan pelajaran-pelajaran lagu, sastra dan cerita yang dinamakan metode sari swara.

Ki Hajar Dewantara menganjurkan untuk mendirikan Taman Kanak-Kanak yang bercorak warna dan berbentuk nasional. Adapun corak warna dan bentuk nasional, diantaranya:
1.    Upaya pendidikan dan perawatan pada anak oleh ibu terukur dengan konsep pedagogi dan psikologi yang akan bermanfaat untuk kemajuan tumbuh kembang anak.
2.    Tinjau bagaimana anak-anak menyenangkan diri sendiri sehingga kita mengenak jiwa dan watak para anak.
3.    Pilih banyak permainan yang diiringi oleh nyanyian dan tarian yang sesuai dengan maksud dan tujuan.
4.    Bangun hubungan antara anak-anak dan masyarakat
5.    Gunakan konsep pedagogis untuk mengajar anak-anak.


DAFTAR PUSTAKA


Dewantara, Ki Hajar. 1961. Bagian Pertama: Pendidikan (Jogjakarta: Madjelis       Luhur Persatuan Taman Siswa)

Makalah Korelasi Pendidikan Islam dan Nasional

  BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang   Pendidikan Islam merupakan suatu lembaga pendidikan sesuai dengan peraturan pemerintah N...